Menjadi Pribadi Profesional – Dipandang sebagai seorang yang profesional sepertinya telah menjadi penghargaan tersendiri bagi siapapun yang sedang berusaha membangun karirnya. Pandangan demikian mungkin muncul karena selama ini profesionalisme selalu diasosiasikan dengan kualitas, keunggulan, dan kinerja yang dapat diandalkan. Namun, apakah benar bahwa profesionalisme semata hanya dinilai dari kemampuan dan penguasaan individu terhadap tugas saja?
Jika kita merujuk kepada Kamus Besar Bahasa Indonesia, ternyata jawabannya tidak. Berdasarkan definisi dari kamus tersebut, profesionalisme diartikan sebagai “mutu, kualitas, tindak tanduk yang merupakan ciri orang yang professional.” dengan kata lain, menjadi profesional tidak hanya menyangkut seberapa cakap penguasaannya terhadap bidang kerjanya, namun juga berkaitan dengan sikap, tindak tanduk dan perilaku.
MENJADI PRIBADI PROFESIONAL
Berikut ini merupakan tiga langkah sederhana yang perlu kita lakukan untuk membangun citra diri sebagai pribadi yang profesional bagi siapapun, khususnya bagi mereka yang sedang mulai membangun karir di bidangnya.
Pertama, pribadi professional adalah pribadi yang senantiasa memegang teguh etika. Etika mengacu kepada nilai-nilai universal yang harus dimiliki oleh setiap orang dimanapun ia berada. Nilai-nilai kejujuran, kedisiplinan, dan kerja keras merupakan contoh nilai-nilai yang harus dimiliki dan dipegang teguh oleh pribadi yang sedang membangun karirnya. Sepintar dan seahli apapun karyawan dalam bidang yang dikuasainya, tidak akan berarti apa-apa jika Ia tidak mendapatkan kepercayaan dari atasan dan koleganya akibat pribadinya yang tidak jujur. Sebagaimana kata pepatah barat, kejujuran adalah mata uang yang berlaku dimana saja, pribadi profesional adalah pribadi yang selalu menjaga nilai-nilai universal ini.
Selanjutnya, seorang yang profesional harus menguasi etiket. Etiket merupakan tata nilai dan tata perilaku yang lebih mendetail mengatur bagaimana orang harus bersikap dan berperilaku disuatu tempat. Penerapan etiket bisa sangat bervariasi tergantung dari latar budaya dan sosial geografis organisasi. Pribadi yang profesional dapat menyesuaikan diri dengan tata aturan yang khas ini. Penguasaan sikap saat menghadapi atasan, mitra bisnis, atapun pelanggan kita akan sangat menentukan bagi terbentuknya citra positif seseorang. Termasuk dalam etiket ini adalah bagaimana seseorang membawakan dirinya secara penampilan. Pribadi profesional akan dapat mengemas dirinya dengan baik melalui sikap, perilaku, dan penampilan yang sesuai dengan norma dan nilai yang berlaku.
Terakhir, nilai pribadi serta kemasan diri yang baik harus segera dilengkapi dengan kompetensi yang tinggi. Menguasai pekerjaan kita dengan baik menjadi kata kunci terakhir untuk membangun reputasi sebagai pribadi yang profesional. Sebaik apapun sikap dan nilai pribadi kita jika tidak dibarengi dengan isi kualitas kinerja kita, maka nilai-nilai tersebut tidak akan terlalu membantu. Untuk dapat menjadi pribadi yang dapat diandalkan dalam bidang kita, tidak ada cara lain kecuali setahap demi setahap kita terus memperbaiki dan mengembangkan kompetensi di bidang yang kita tekuni.
Meskipun makna profesionalisme telah lama menyempit menjadi sebatas penguasaan akan pekerjaannya, sebenarnya tiga unsur ini ibarat tiga kaki yang menopang makna profesionalisme. Kehilangan salah satunya akan menghilangkan citra profesional yang sedang kita bangun.
Setinggi apapun keahian kita, namun jika tidak dibarengi dengan pembawaan diri yang baik dalam hubungan sosial (etiket) akan membuat citra profesional tidak sempurna. Sebaliknya, sebaik apapun sikap kita terhadap semua orang, namun tidak menguasi pekerjaan yang dibebankan ke kita, hanya akan menimbulkan berbagai masalah pada diri dan organisasi dimana kita berada. Begitu juga jika keahlian tinggi yang kita miliki serta sikap yang baik tidak diiringi dengan nilai kejujuran dan integritas yang dipegang teguh, profesionalisme yang nampak melekat hanya akan menjadi citra semu belaka. Untuk itu, bagi kita yang sedang bersama membangun karakter profesionaliseme ini, etika, etiket dan penguasaan akan pekerjaan kita haruslah bersama kita kembangkan.
oleh : Luqman Tifa Perwira – Astadaya