Menginstall Nilai-Nilai Organisasi – Berbagai Kisah sukses transformasi organisasi setelah berhasil melakukan perubahan besar terhadap filosofi, nilai, dan budaya perusahaan meningkatkan kesadaran akan pentingnya aspek-aspek tersebut dalam suatu organisasi. Pimpinan dan direksi perusahaan pun kemudian beramai-ramai melakukan evaluasi dan pembaruan terhadap nilai-nilai dan budaya organisasi. Mereka berkeinginan untuk menanamkan nilai-nilai dan filosofi baru yang dinilai akan dapat meningkatkan efektivitas dan performa perusahaan.
Pertanyaan yang muncul, seberapa efektifkah perubahan nilai organisasi terhadap perubahan kinerja organisasi? Bagaimanakah agar nilai-nilai tersebut tidak hanya menjadi slogan kosong dan syarat pelengkap administratif saja?
Kita dapat belajar dari maskapai penerbangan Singapore Airlines (SIA) yang telah sukses membangun brand image yang kuat melalui penanaman filosofi dan nilai-nilai oraganisasi yang efektif kepada seluruh anggotanya. Internalisasi yang sangat kuat para anggota terhadap nilai-nilai inilah yang disebut-sebut menjadi faktor utama SIA menjadi salah satu perusahaan penerbangan terbaik dunia dengan keunggulan pengalaman terbang yang sangat memuaskan sebagaimana sesuai dengan motto mereka “ A great way to fly”.
SIA memiliki 6 nilai utama yaitu : the pursuit of excellence, safety, customer first, concern for staff, integrity and teamwork. Mark Chong (2007) dalam jurnal Corporate Reputation Review Tahun 2007, melaporkan hasil penelitiannya terhadap proses penanaman budaya dan nilai organisasi SIA kepada seluruh karyawannya. Melalui penelitian tersebut, kita dapat mengetahui rahasia kesuksesan SIA dalam membentuk karyawan yang dapat benar-benar menjalankan nilai-nilai tersebut dalam perilaku keseharian khususnya saat menghadapi para konsumen. Setidaknya terdapat lima cara Menginstall Nilai-Nilai Organisasi yang dilakukan oleh manajemen maskapai Singapore Airlines :
- Merekrut SDM dengan nilai-nilai pribadi yang selaras dengan nilai perusahaan.
Penanaman nilai organisasi kepada anggota akan lebih mudah jika para anggota organisasi telah memiliki modal kesamaan antara kepribadiannya dengan nilai perusahaan. Untuk itu, upaya ini dimulai bahkan semenjak SIA melakukan rekrutmen terhadap anggota. Wawancara sebanyak 3 tahapan dilakukan untuk mengeliminasi individu-individu yang dinilai kurang dapat menysuaikan diri dengan nilai-nilai organsasi. Hanya individu-individu yang dinilai memiliki potensi untuk mengembangkan nilai-nilai organisasi dalam dirinyalah yang akan diterima. Upaya ini menjadi langkah awal yang akan mempermudah upaya-upaya anjutan dalam menanamankan nilai nilai organsiasi.
- Pelatihan intensive, saat awal masuk, dan saat setiap pelatihan kenaikan jabatan
Pelatihan mungkin sudah menjadi media internalisasi budaya dan nilai perusahaan yang lazim digunakan, khususnya dalam pelatihan orientasi karyawan baru. Namun di SIA pelatihan nilai-nilai organisasi tidak hanya dilakukan saat awal masuk saja, tetapi juga kembali diberikan di berbagai jenis pelatihan lain. Nilai-nilai perusahaan tak henti-hentinya kembali dikomunikasikan (refreshment) bahkan hingga ke tataran pelatihan di level managerial.
- Massivekan media komunikasi, dengan majalah, buletin, email dan media sosialisasi visual lain.
Manajemen memanfaatkan media-media yang dimiliki untuk terus mengkomunikasikan nilai-nilai tersebut, diantaranya melalui media majalah, bulletin, email, dan forum-forum pertemuan. Angota terus menerus diingatkan mengenai bagaimana dan apa saja yang harus dilakukan untuk mewujudkan nilai-nilai organisasi dalam perilaku keseharian. SIA memiliki media internal seperti Outlook untuk para anggota. Berbagai saluran media komunikasi ini yang dimanfaatkan oleh pihak manajemen untuk menggencarkan informasi dan petunjuk berkaitan dengan implementasi nilai budaya dan filosofi organisasi
- Komunikasi intensif dengan pimpinan secara informal.
Terdapat langkah khusus yang dilakuan oleh SIA dalam mananamkan valuenya kepada awak kabin. Direktur bagian kru Kabin memiliki program untuk bertemu langsung dengan anggota mereka secara langsung dan dengan susasana yang informal. Mereka diberi kesempatan untuk membicarakan apa saja, khususnya membahas topik-topik yang berkaitan dengan pelayanan kepada pelanggan. Dengan cara ini, terbukti terjadi peningkatan kepediulian anggota terhadap pengalaman terbang pelanggan dan secara tidak langsung meningkatkan pengamalan dari nilai-nilai organisasi yang mereka miliki.
- Menjadikan penerapan nilai perusahaan sebagai bagian dari aspek penilain kinerja.
Penerapan nilai-nilai organisasi bener-benar dijadikan standar penilaian kinerja oleh SIA. Mereka memiliki cara yang unik untuk mengukrunya khususnya pada awak kabin yaitu dengan adanya On Board Assesment. Perilaku mereka dalam menjalankan nilai-nilai organisasi dinilai langsung saat para awak kabin memberikan pelayanan di atas pesawat kepada penumpang. Awak abin yang lebih senior bertindak sebagai assessor dan memberikan penilaian langsung atas performa para mentee nya di atas pesawat. Penilaian dari supervior inilah yang dijadikan bahan penilaian kinerja, namun, supervisor juga memilki tugas untuk memberikan masukan dan koreksi/umpan bailk kepada awak kabin yang dinilai tersebut untuk memperbaiki kinerjanya.
Nilai-nilai organisasi hanya akan efektif dan berdampak kepada keinerja organisasi hanya jika nilai-nilai tersebut benar-benar masuk dan dijiwai oleh selreuh anggota. Dengan kata lain, Meminjam istilah Edgar Schein, nilai-nilai yang berdampak positif pada performance perusahaan adalah nilai yang telah menjadi perilaku nyata (encated value), tidak sekeder nilai yang menjadi jargon perusahaan semata (espoused value). Upaya-upaya SIA dalam menginstall valuenya kepada anggota dapat dijadikan referensi untuk diterapkan dalam organisasi Anda. {ltp}
Menginstall Nilai-Nilai Organisasi Oleh : Luqman Tifa Perwira