Training Vs Development

Bagikan Konten Kami
Training Vs Development
Training Vs Development

Oleh : Luqman Tifa Perwira

Selama ini orang banyak beranggapan bahwa pelatihan dan pengembangan merupakan satu hal yang sama, padahal terdapat beberapa perbedaan yang mendasar antara keduanya. Memang pelatihan sering disebut sebagai salah satu bagian dari pengembangan, namun sebaliknya, tidak semua program pengembangan hanya berupa pelatihan.

Secara umum pengembangan (development) diartikan sebagai penyiapan individu untuk memikul tanggung jawab yang berbeda atau yang Iebih tinggi dalam perusahaan, organisasi, lembaga atau instansi pendidikan, Sementara pelatihan merupakan suatu program terencana untuk memfasilitasi seseorang belajar dan mengembangkan skill dan kompetensi sesuai bidang pekerjaannya.

Lantas, apakah perbedaan mendasar keduanya? Setidaknya terdapat tiga poin perbedaan antara pelatihan dan pengembangan (training vs development).

Berdasarkan Fokus Tujuannya :

Training mengetasi masalah-masalah kurangnya skill atau kompetensi, sementara pengembangan dilakukan untuk mengembangkan kemampuan kepemimpinan, judgment, sense bisnis, atau meningkatkan kapasitas dalam menghadapi tugas pada jabatan mendatang. Dengan kata lain, apabila pelatihan lebih berfokus pada mengisi gap pada pengetahuan, skill, atau sikap karyawan, pengembangan lebih focus kepada keterampilan-keterampilan intangible yang butuh waktu panjang untuk menguasainya.

Berdasarkan Jangka Waktunya

Pelatihan dapat menyelesaikan tuntutan kebutuhan keterampilan dan keahlian yang dapat dipenuhi jangka pendek. Saat perusahaan kekurangan tenaga dibagian operator forklift, kirim seseorang untuk mengikuti pelatihan intensif bersertifikasi. Dalam tiga minggu, kita akan punya driver forklift yang baru. Namun, memiliki driver forklift yang memiliki pemahaman akan semangat dan nilai-nilai organisasi serta siap untuk menjadi manajer lini di masa yang akan datang tidak bias diperoleh hanya dalam waktu yang sebentar. Pengembangan dapat menjawab tantangan ini.

Berdasarkan Pengukuran Efektifitasnya :

Apabila efektivitas pelatihan dapat diukur melalui empat level eveluasi pelatihan (reaksi, pembelajaran, aplikasi, dan return of Investment), dampak dari pengembangan dapat dilihat dari ketersediaan calon-calon penganti yang siap menjadi penerus senior-seniornya. Kebutuhan organisasi akan talenta-talenta baru yang siap untu mengisis posisi-posisi yang kosong merupakan salah satu indikator paling jelas dari keberhasilan program pengembangan.

Berdasarkan Bentuknya

Bentuk-bentuk training diantaranya adalah on the job trainingoff the job training, simulasi, dan lain-lain. Pelatihan-pelatihan ini biasanya merupakan program yang terencana dan dirancang secara formal. Sementara itu, program pengembangan sering tidak dipersiapkan secara khusus dan berjalan informal. Direktur yang memasuki lima tahun terakhir masa kerjanya biasanya akan mulai mempersiapkan bawahan terbaiknya untuk mulai dikembangkan. Pengembangan ini biasanya dilakukan dengan pendekatan personal melalui penugasan atau pendampingan intensif. Namun, belakangan kesadaran organisasi untuk melakukan pengembangan karyawan mulai berkembang sehingga telah banyak program-program pengembangan yang dijalankan dengan sistem yang baku, seperti program coaching, mentoring, job enrichment ataupun job enlargement, yang terintegrasi dengan sistem manajemen SDM yang diterapkan.

Mengingat perbedaan peran yang mendasar antara keduanya, program pengembangan dan pelatihan harus tetap berjalan secara seimbang dan berkesinambungan di dalam organisasi. Hendaknya, pelatihan-pelatihan yang diagendakan oleh organisasi marupakan bagian dari bingkai besar pengembangan kayawan jangka panjang. Harapannya, pelatihan-pelatihan yang direncanakan juga bersifat strategis dan tidak hanya semata untuk mengatasi gap kompetensi saja.

Bagikan Konten Kami

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *